Senin, 25 Agustus 2014

Siswa dengan Guru "dekat", Bolehkah ?

Berikut adalah pendapat para pakar tentang kedekatan guru dengan siswa :
1. Suharsimi (1984) dalam bukunya menyatakan bahwa proses belajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses tersebut jua dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu sendiri. Jadi cara belajar siswa dipengaruhi oleh relasinya dengan gurunya.
Didalam relasi yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya dan begitu juga sebaliknya. Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa yang secara akrab, menyebabkan proses berlajar mengajar kurang lancar. Jika siswa merasa jauh dari guru, maka segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar.

2. Maulana Azzam : Kedekatan siswa dengan guru pada saat ini sebenarnya perlu disikapi dengan benar, ada porsi yang terukur. Satu sisi siswa merasakan nyaman dan senang bila diajarkan dan satu sisi etika dan adab siswa terhadap gurunya tetap terjaga. Satu lagi diluar kedinasan sang guru siap mejadi figur orang tua sekaligus teman yang baik bagi siswanya. Pada akhirnya tinggal sikap sang gurulah yang mampu selalu untuk mengelola kualitas dirinya.
3. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, banyak dipengaruhi komponen-komponen belajar-mengajar. Sebagai contoh bagaimana cara mengorganisasikan materi, metode yang diterapkan, media yang digunakan, dan lain-lain. Tetapi disamping komponen-komponen pokok yang ada dalam kegiatan belajar mengajar, ada faktor lain yang ikut mempengaruhi keberhasilan siswa, yaitu soal hubungan antara guru dan siswa.
Hubungan guru dan siswa didalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan. Begaimanapun baiknya bahan pelajaran yang diberikan, bagaimanapun sempurnanya metode yang digunakan, namun jika hubungan guru-siswa merupakan hubungan yang tidak harmonis, maka dapat menciptakan suatu hasil yang tidak diinginkan (Sardiman : 2004).

0 komentar:

Posting Komentar