Pada dasarnya
pembelajaran mata pelajaran Kejuruan Otomotif di Sekolah Menegah Kejuruan
terdiri dari teori dan praktek, 30% hasil belajar siswa di ambil dari hasil
teori dan 70%nya diambil dari hasil praktek siswa. Siswa membutuhkan pemahaman
dan pengalaman agar dapat memanfaatkan keterampilan memelihara dan memperbaiki
sistem- sistem pada motor otomotif , hal ini mengartikan bahwa siswa dituntut
untuk dapat menguasai teori maupun praktek. Siswa akan lebih mudah melakukan
trouble shoting pada kendaraan dan mengetahui kerusakan pada kendaraan.
Sebelum kegiatan
belajar mengajar praktek dilaksanakan, terlebih dahulu siswa harus belajar
tentang nama komponen dan cara kerjanya sehingga mampu melaksanakan perawatan
dan perbaikan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP). Kendala yang sering
ditemui pada saat pembelajaran teori siswa kurang aktif dan terlihat bosan,
mereka lebih menyukai pembelajaran yang bersifat praktek.
Penulis
menerapkan Teams Games Turnament pada pembelajaran Pemindah daya pada sub
pokok bahasan KOPLING.
Teams
Games-Tournaments (TGT) pada mulanya dikembangkan oleh David DeVries dan Keith
Edwards. Dalam TGT, para siswa dikelompokkan dalam tim belajar yang terdiri
atas empat orang yang heterogen. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa
bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah
menguasai pelajaran (Slavi, 2008). Secara umum, pembelajaran kooperatif tipe
TGT memiliki prosedur belajar yang terdiri atas siklus regular dari aktivitas
pembelajaran kooperatif. Games Tournament dimasukkan sebagai tahapan review
setelah setelah siswa bekerja dalam tim.
TGT memiliki dimensi
kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan. Teman satu tim akan
saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk permainan dengan mempelajari
lembar kegiatan dan menjelaskan masalah-masalah satu sama lain, tetapi sewaktu
siswa sedang bermain dalam game temannya tidak boleh membantu, memastikan telah
terjadi tanggung jawab individual.
Permainan TGT berupa
pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka.
Tiap-tiap siswa akan mengambil sebuah kartu dan berusaha untuk menjawab
pertanyaan yang sesuai dengan angka yang tertera. Turnamen ini memungkinkan
bagi siswa untuk menyumbangkan skor-skor maksimal buat kelompoknya. Turnamen
ini juga dapat digunakan sebagai review materi pelajaran.
Dalam implementasinya
secara teknis Slavin (2008) mengemukakan empat langkah utama dalam pembelajaran
dengan teknik TGT yang merupakan siklus regular dari aktivitas pembelajaran,
sebagai berikut: Step 1: Pengajaran, pada tahap ini guru menyampaikan
materi pelajaran. Step 2: Belajar Tim, para siswa mengerjakan lembar kegiatan
dalam tim mereka untuk menguasai materi. Step 3: Turnamen, para siswa
memainkan game akademik dalam kemampuan yang homogen, dengan meja turnamen tiga
peserta (kompetisi dengan tiga peserta).Step 4: Rekognisi Tim, skor tim
dihitung berdasarkan skor turnamen anggota tim, dan tim tersebut akan
direkognisi apabila mereka berhasil melampaui kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Sedangkan pelaksanaan
games dalam bentuk turnamen yang saya lakukan pada materi kopling adalah
sebagai berikut : (1) Guru membagi kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4-5
orang. Jumlah anggota tiap kelompok harus sama untuk memudahkan dalam turnamen
dan wajib mempunyai nama dan yel yel yang dapat membangkitkan semangat (2) Guru
menyiapkan meja turnamen dan satu set kartu soal sesuai jumlah kelompok,(3)
Anggota kelompok secara bergantian mengerjakan kartu soal yang ada pada meja
turnamen dengan pembatasan waktu, misalnya untuk mengerjakan satu kartu soal
anggota kelompok diberi waktu 2 menit. Setiap anggota kelompok minimal mengerjakan
2 kartu soal,(4) Setelah selesai, skor yang diperoleh setiap anggota
kelompok menjadi nilai individu dan disumbangkan sebagai nilai kelompok.
Untuk melatih
kejujuran dan kepedulian siswa dengan anggota kelompoknya, saya menetapkan
aturan jika dalam turnamen ada salah satu anggota kelompok yang tidak sportif
atau curang maka nilai untuk satu kelompok tersebut adalah nol.
Model Pembelajaran ini
dapat dilaksanakan pada kompetensi yang
terdiri dari beberapa pokok bahasan. Misalnya pada sistem pemindah daya terdiri
dari rangkaian kopling, transmisi, propeller shaft, differential dan rear axle.
Setiap kelompok dapat berkompetisi di setiap pokok bahasan, sehingga siswa
berlomba lomba untuk memenangkan kelompoknya dengan berusaha menguasai setiap
meteri yang di sampaikan guru.
0 komentar:
Posting Komentar